Cintaku Jauh Di Pulau Cintaku jauh di pulau, gadis manis, sekarang iseng sendiri Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak ‘kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata: “Tujukan perahu ke pangkuanku saja,” Amboi ! Jalan sudah bertahun ku tempuh ! Perahu yang bersama ‘kan merapuh ! Mengapa Ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku ?! Manisku jauh di pulau, kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri. CHAIRIL ANWAR 1946 Reply December 21, 2008 at 3:54 pm
Cintaku Jauh Di Pulau
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
Amboi ! Jalan sudah bertahun ku tempuh !
Perahu yang bersama ‘kan merapuh !
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku ?!
Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.
CHAIRIL ANWAR 1946
tersenyum sumbing. 🙂